Museum nasib mu kini

Museum, Rumah yang terlantar

Hari ini alhamdulillaah bisa mengajak anak-anak berkunjung ke BJ.Habibie festival yang diselenggarakan di salah satu museum di Jakarta. Masyarakat serta lembaga pendidikan terlihat begitu antusias datang kesana, ramai..sesak..panas..tak jadi soal karena rasa ingin tahu yang besar, seperti apakah acaranya?bagaimana kegiatannya?ada apa sajakah disana? mungkin seperti itulah kira-kira keingintahuan yang terbersit. Apalagi acaranya berkaitan dengan seorang tokoh muslim yang MasyaAllaah begitu menginspirasi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, Siapalah yang tidak kenal beliau.

Tapi bukan itu yang akan saya bahas,bukan soal kegiatan yang luar biasa menarik perhatian banyak pihak. "Mungkin ini adalah salah satu cara untuk mengajak masyarakat berkunjung ke museum" itulah yang terbersit dipikiran saya, disamping tujuan lain tentang untuk apa acara tersebut diselenggarakan. Kenapa tiba-tiba saja saya berpikir seperti itu?, Museum ini begitu luas berbagai benda antik terpajang di luar dan dalam ruang kaca seperti halnya terdapat di museum lainnya di berbagai daerah. Pada hari-hari biasa, Apakah museum seramai saat ini? Apakah antusias masyarakat seperti ini?. Entahlah...hanya pengelola dan penjaga tempat itulah yang tahu. Hanya saja jika museum itu adalah neraca pasti akan berat sebelah karena satu sisi ringan dan sisi lainnya berat. Pengunjung hanya padat pada tempat tertentu yang dijadikan central kegitan sedang pada sisi lainnya pengunjung lebih sedikit padahal disisi yang sedikit itulah benda- benda antik tadi tersimpan rapi. Kondisi seperti ini bukan hal yang baru, dibeberapa lokasi museum pun tak jauh beda. Hanya ramai saat ada acara- acara tertentu, Aah..itukan hanya museum tempat benda-benda sejarah, antik, dan jadul. Bahkan jauh dari kata trend dan fashion, tidak seramai pusat perbelanjaan dan tempat hang out lainnya.

Pernah saya mengunjungi museum di beberapa tempat, lalu bertanya pada staf yang menjaga tempat itu karena rasa ingin tahu karena museum tersebut jauh dari kata ramai. " memang seperti inilah mbak..sepi terus.." kurang lebih seperti itulah jawabannya.

Museum perlu tenaga ekstra untuk menarik minat, perlu acara besar agar selalu ramai. Aaaahhh...itu hanya pikiran saya, mungkin mereka punya sisi lain dalam menilai keberadaan rumah benda antik yang bernama museum.

Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Awal

ASA --- Tentang Rumah