Hati-hati RIYA

Yang Tersamarkan...

Mungkin kita pernah merasa luar biasa saat mendapat pujian yang bertubi-tubi dari keluarga, teman, atau rekan seperjuangan.
Mungkin kita pernah terlalu percaya diri bisa melakukan berbagai hal.
Mungkin ada saatnya kita gagal dalam satu hal yang merupakan passion kita, lalu kita kecewa dan tidak terima karena sepertinya hal itu mudah, terkuasai, dan tanpa sadar kita menganggapnya kecil.
Mungkin kita berpikir saya lebih baik dari dia atau mereka dengan kemampuan dan keterampilan yg saya miliki.

Saya hebat dengan jam terbang yang cukup banyak.
Saya ahli dalam hal ini dan itu, karena pendidikan tinggi.
Saya bisa melakukan berbagai hal sekaligus karena saya multitalent.
Saya merasa sangat mampu.

Benarkah seperti itu???

Tanpa sadar kita melupakan Yg Maha Pemberi segalanya dan menganggap kita bisa dengan usaha sendiri.
Tanpa sadar Riya menggeregoti  kita karena terlalu banyak hal yg lupa kita syukuri sebagai karunia dari Nya.
Tanpa sadar sombong membesar menjadikan hati semakin lemah dan sakit.
Tanpa sadar kita menjadi manusia yang melupakan bahwa Allaah yang mengatur segala urusan.
Tanpa sadar kita merasa lebih baik dari orang lain dengan kelebihan kita.

Itulah yang tersamarkan, bahkan jarang kita sadari sampai akhirnya kita jatuh ke lubang kenistaan sebagai manusia yang hanya mendewakan akal padahal lebih buruk dari binatang ternak.

Manusia memang tempat khilaf tapi jika kita tidak pernah benar-benar mengecek diri kita maka kita akan selalu khilaf.
Apakah jiwa dan hati kita sehat?
Apakah pikiran kita tak pernah kotor meski ada noda prasangka negatif setitik?
Apakah kita benar-benar baik jika masih harus ada pujian yg melambungkan diri, atau celaan yang menujam hati?
Sepertinya kita harus lebih banyak bercermin dan intropeksi lagi...

#tulisanpengingatdiri

Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Awal

ASA --- Tentang Rumah